Ya.. tiba tiba dapet ilham kalo ini saatnya untuk mulai nulis walaupun jam 1 malem. Feelnya ngrasa dapet bgt, tp krn ngetik via HP jadinya mgkin bnyk yg typo. Ini mata udah super ngantuk, tapi ada bbrp hal yg aku pengen orang orang di saat canggihnya teknologi ga seharusnya mereka lupa dengan faedah agama. Sorry to say, judul ini mmg lbh di luruskan untuk org kristiani atau katolik, krena sy gamau komentarin agama lain yang belum tentu guenya sendiri paham ntar salah salah malah jd penistaan agama wkwkwk.
Balik ke topik, aku mau nanya.. seberapa sering kamu update foto tentang gereja atau hal hal lain yg nunjukin kalo kamu lagi di greja, via insta story mungkin, via foto instagram, facebook, line dll, berapa sering? Semoga jawabanya ga sering, tapi masalahnya bukan di sering atau ga seringnya, tapi pada apa sih faedahnya kalian update? Supaya apa? Supaya orang tau kalo kalian lagi gereja? Supaya diri kalian pny kepuasan tersendiri klo aktivitas kalian kalian publish? Tapi kenapa harus tentang gereja dan iman?
Let say.. aku dulu sering update wkt ke greja via bbm or instagram dll, pernah aku ngrasa Tuhan hukum aku dengan hape aku entah giman caranya tiba tiba jaringanya Off di gereja itu, sedangkan hape org lain jaringanya normal, tapi begitu kluar dri grj sinyalku pasti kenceng, pasti dong ya sebagai kaum hits ak ngrasa lumayan kesel karena gabisa update di bbm kalo aku lagi ke gereja. Itu dulu. Waktu update tentang renungan bacaan gereja isinya ada tema ibadah dan lokasi gereja trus mgkin backgroudnya gambar gereja trus ada tag lokasinya, itu kalo diliat sama orang, percayalah.. makna ibadahnya bakal lewat kayak angin berlalu, yg mreka tau hanya 'oh org ini lagi ke gereja', 'oh org ini gerejanya di blablabla', just it. Nobody care tentang tema ibadah yg kalian foto, honestly itu pandangan kaum kaum yang melihatnya, dan apakah itu tujuan kamu? Kalo jawabanya hobi, yuk cek dulu menurut alkitan hobimu itu pantas atau tidak kamu pertahankan.
Ada jg cerita, salah 1 anggota saya seringsekali bilang " aku abis persembahan nih 50rb" lahhh disebut, ya aku bilang " persembahan itu gaboleh disebut, bahkan kalo mau masukkan, tutup rapat tangan , supaya ga diliat orang" aku bilang itu ke org yg jaraknya jauh lebih tua sekitar 20tahun , krena aku ga perduli selama kita bisa memperingatkan orang setidaknya entah org itu mau memggubris atau ga memggubris itu udah urusanya dia sama Tuhan.
Coba buat kita tengok sebenarnya alkitab memandang hal itu seperti apa sih?
Matius (6:1-6.16-18)
“Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau.”
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
“Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau.”
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Singkatnya, saat ini setiap orang ditantang untuk menjadi yang terhebat; dan untuk menjadi yang terhebat “kamu harus menampilkan dirimu”, “harus menunjukkan kehebatanmu”.
Oleh karena itu, dalam pergaulan di tengah masyarakat, khususnya di kalangan anak muda atau remaja, dikenal istilah narsis atau eksis. Kalau ada anak muda atau remaja tidak suka narsis atau eksis lantas dianggap tidak gaul.
Injil hari ini justru berbicara sebaliknya, yaitu soal menjadi tersembunyi.
Oleh karena itu, dalam pergaulan di tengah masyarakat, khususnya di kalangan anak muda atau remaja, dikenal istilah narsis atau eksis. Kalau ada anak muda atau remaja tidak suka narsis atau eksis lantas dianggap tidak gaul.
Injil hari ini justru berbicara sebaliknya, yaitu soal menjadi tersembunyi.
Mungkin kita bertanya, “Mengapa Yesus mengajarkan soal ketersembunyian, tidak menampilkan diri atau tidak menonjolkan diri?” Jawabannya, karena Allah kita adalah Allah yang tersembunyi. Allah yang senantiasa melihat dari tempat yang tersembunyi. Yesus ingin agar kita juga belajar bagaimana “menyembunyikan” diri, khususnya dalam hidup beriman. Dalam hidup beriman kata “menyembunyikan diri” sering kita sebut sebagai kerendahan hati.
Yesus ingin agar kita menjadi murid-murid-Nya yang rendah hati. Bagi Yesus, hidup beriman itu tidak untuk dipamerkan, tetapi untuk diresapkan sampai ke relung hati yang terdalam dan tersembunyi, sehingga seperti dialami oleh Rasul Paulus, “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Gal 2:22).
Yesus ingin agar kita menjadi murid-murid-Nya yang rendah hati. Bagi Yesus, hidup beriman itu tidak untuk dipamerkan, tetapi untuk diresapkan sampai ke relung hati yang terdalam dan tersembunyi, sehingga seperti dialami oleh Rasul Paulus, “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Gal 2:22).
Jadi udah jelaskan, gimana alkitab memandang apakah perlu update sana sini saat kita di gereja.
Lagi lagi pertanyaanku ; supaya apa? Hobi? Iseng?
Ga ada kata iseng dalam pelanggaran alkitab. Ga ada kata hobi disaat apa yg kita lakukan justru membuat Tuhan ga berkenan.
Yuk.. sama sama berubah jd rendah hati. Inget firman Tuhan.
Lagi lagi pertanyaanku ; supaya apa? Hobi? Iseng?
Ga ada kata iseng dalam pelanggaran alkitab. Ga ada kata hobi disaat apa yg kita lakukan justru membuat Tuhan ga berkenan.
Yuk.. sama sama berubah jd rendah hati. Inget firman Tuhan.
Nb : saya beryukur krn dlu hape saya sempet g ada sinyal tiap ke greja, yg awalnya saya bete sama Tuhan, endingnya jadi kayak 'oalah ini maksude Tuhan yesus'
So... lain halnya dengan ketika kita update tentang kesaksian seperti apa yg Tuhan udah kasi bantu ke hiduo kita, kita meninggikan Tuhan bukan krena kita sombong tapi tanpa Tuhan kita ga akan bisa mencapai itu. Tuhan nyuruh kita untuk mewartakan injil dengan kesaksian kesaksian kita, supaya org percaya bahwa di atas langit masih ada langit. Setidaknya ada 1 hal, Tuhan pgen kita berguna buat org lain dgn cara membagikan kesaksian. Tapi diliat liat, jgn sampai kesaksian membuat dirimu seolah menjadi "wah", tapi buatlah kesaksian menjadi cara kamu untuk "ini lho, masalahku besar, tapi Tuhanku jauh lebih besar dari masalahku"
Itu jauh lebih berguna.
Itu jauh lebih berguna.
So.. ya ini personal dari aku, dari aku memaknai alkitab. Goodnite everyone ♥
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar