Senin, 18 Desember 2017

Resolusi

Resoulusi.
-Sidang paling lambat maret
-cari kerja *mosok iyo meh nganggur*
-kuliah s2 notariat
-nabung untuk kursus
-ajak mamah jalan jalan liburan
-tidak malas malasan lagi
-kurang kurangi pegang Hape
- selalu bilang maaf kalo salah, dan terimakasih.
- lebih sabar.

Senin, 31 Juli 2017

Brokenhome.

Halo, selamat malam.
Malam ini mau bahas tentang broken home, entah kerasukan angin apa, cuma kayaknya emang lagi pengen bahas. Dari dulu sebetulnya sudah ingin bahas, tapi rasanya msh kurang ilmu untuk di sharekan, setelah belajar sana sini, tengok sana sini, akhirnya sekarang sdh merasa bisa untuk angkat tema ini.
Dulu atau bahkan sampe sekarang aku sering banget punya temen (pasti) yg ngomongin orang, orang yg diomongin ini anggep aja jd subjek atas kekepoanya dia, atau org tsb punya perilaku yg buruk, nah teman saya ini pasti blg "maklum aja, dia broken home".
Atau ada anak nilainya jelek, trus temenya blg "ya maklum aja kan broken home". Seolah olah segala perilaku yg buruk selalu dikaitkan dengan kata kata yg seolah olah dia adalah korban broken home.

Ya, jd broken home itu apa sih? Kondisi dimana mama dan papa sdh tdk mnjd suami istri lagi. Entah karena faktor apapun yg jelas ikatan perkawinan itu sdh diakhiri.
Pasti ada 2 kondisi yg melatar belakangi:
1. Rumah tangganya memang sudah tidak  bs diperbaiki dengan cara apapun.
Contoh: aku mau kasih contoh tapi tingkat toleransi org sama pasanganya beda beda. Jd versi aku : wktu salah 1 udah main tangan, atau salah 1 ada main di belakang (selingkuh).
2. Rumah tangganya MASIH bisa diperbaiki, tapi manusianya yg tdk mau berusaha. (Mungkin lebih ke arah "ego")

Nah, untuk pasangan yg belum di karuniai anak, mgkin tdk mnjd masalah untuk berpisah, tapi kalo sdh ada anak?? Mjd hal yang cukup rumit.
Sebetulnya, membangun rumah tangga dalam waktu yg lama demi "mempertahankan" keutuhan keluarga walaupun sdh tdk ada cinta, supaya anak ga jadi korban, adalah hal yg SALAH.
Apakah pasangan yg bertengkar setiap hari, tdk akan menekan psikis anak?
Apakah ayah atau ibu yg jarang pulanh tanpa penjelasan tdk akan dipikirkan oleh anak?
Apakah ketika org tua membanting barang, anak tdk akan terpengaruh?

Hal yg bodoh menurutku bwt tetap mempertahankan rumah tangga yg sdh tdk bs dipertahankan dengan alasan "kasian anak". Si anak itu, suatu saat kalo udh gede mereka akan hidup dengan keluarga kecil mereka, bukan dengan org tua itu lagi, jd untuk apa mereka memaksa bertahan untuk anak?

Yg menyedihkan, bukan tetang "broken home" , tapi yg menyedihkan adalah saat si ank harus memilih salah 1 orang tuanya , yg menyedihkn adlah saat anak itu tdk di pertemukan dengan ibunya, karena "dendam"  suami terhdap istrinya, yg menyedihkan adalah saat sosok "ayah" tdk di dapatkan setelah kelurganya broken home. Itu yg BIKIN ANAK menjadi hancur.

Cerai tu kan yg berpisah suami istri, bukan ayah anak, ibu anak. Bukan. Mereka tetap orang tua. Yg tetap memiliki tgs mengayomi, mendidik dan memberikan kasih sayang pada anak.
Tapi kebanyakan pasangan tdk dewasa, sehingga anaknya mjd korban.

Pilih mana :
A. Org tua bertengkar terus di rumah tapi ga cerai, mjd pemandangan anak.
B. Org tua bercerai tapi bahagia dengan hidup msg msg dan tetap sayang anak.

Rumah ayah dan ibu deketan (walaupun tdk serumh), ayah selalu menemani tidur, stiap pagi ibu selalu antar makanan ke rumah ayah dan menemui si anak, lalu ayah mengantar anak sekolah. Pulang sekolah, ibu menemui anak, dan makan bersama, lalu ayah, ibu dan anak ini pergi nonton bioskop bareng, tdk sebagai suami istri, tapi sbagai ORANG TUA. Saya yakin, anak pasti lebih memilih pilihan B daripada A.

Tidak semua anak anak broken home memiliki karakter buruk, yg kalian liat anak itu buruk, itu bukan faktor broken home, tapi itu KEPUTUSAN ANAK ITU sama hidupnya sendiri. Lagian, broken home itu ga ada indikasinya sama kepribadian anak, jd ga bisa dipukul rata. Tdk akan ada korban, selama para pihak sdh dewasa.
Kalo udh kepribadianya jelek, org tuanya broken , lalu muncul embel embel "maklum, anak broken home". Menurutku kok ga masuk akal. Sikap anak yg tetap nakal sama hidupnya saat dia dewasa, itu bukan salah org tuanya, tapi KEPUTUSAN anak itu sendiri bwt ngerusak hidupnya dengan cara ga berdamai dengan masa lalu.

Jadi hati hati dengan istilah "broken home", krena BELUM TENTU dia kehilangan sosok org tua, krena bs saja dia sendiri yg tdk berdamai dengan masa lalunya :)

Sabtu, 15 Juli 2017

When she fell in love with you

she didnt fell in love with you because you remember her birthday and brought a flowers on valentines day. she fell in love with you because when you woke up in the morning, you say "good morning" to her, before you checked your phone.
she fell in love with you because when you went to the fridge to get yourself a drink you got her one without asking her.
She fell in love with you because when you had amazing day at work and she had terrible day at work,you didnt say " yeah yeah yeah but let me tell you about my day" but you sat and listened to her awful day and you didnt say a thing about your amazing day.
this is why she fell in love with you.
I cant tell you exactly what day, it was no particular you did, it was the accumulation of all of those little things.
that she wokeup one day, as if she pressed a button, she goes " i love him"
the same with relationship ,its not about event, its not about intensity, but its about CONSISTENCY.

Rabu, 31 Mei 2017

ETIKA

Ya. Malam ini terpikir untuk menulis beberapa hal tentang etika.
Mungkin, kalo kita bicara tentang etika, saya meyakini bahwa 80 % etika terbentuk karena pengaruh dari keluarga. Jadi, kalau saya melihat orang etikanya tidak baik, setengah pikiran saya sdh pasti mengarah "oh mungkin doa di keluarga diajarkanya begitu".
Saya ini, bukan cewe kalem halus , ga sama sekali.. ngakak sama temen sering sampe keselek, bilang bercanda sambil pake kata goblok juga sering *kalo org blm perna aku bercandain pake kata goblok, honestly itu artinya aku ga gitu cocok temenan sama dia*
. Konteksnya bercanda. TAPI kita harus tau cara respect sama orang.
Saya, sama temen sepantaran mmg bebas aja.. mau ngomong apa ga masalah, yg penting ud bnr bnr kenal jadi enak , ga akan nyakitin.
Lain halnya dengan orang tua. Walaupun saya sama mama papa saya sendiri lebih kayak sahabat daripada kayak orang tua, cara bercanda dll , tapi 1 hal.. saya menghormati mereka.
Contohnya :
Setiap makan, pasti dari kecil dibiasakan buat bilang "mak wo yao je fan" , "kung kung wo yao ji zhi zho qian" , " mak , tia makan" , "xie xie" "kung tia pulang dulu" "mak, tia ijin ke toilet"  emang ada bbrp sodara yg ngomongnya msh pake mandarin, tapi aku ga pinter mandarin. Jd kalo cm blg gtu ya bisa lah ya.
Tapi balik lagi, itu tata krama di keluargaku.
Tiap ketemu mak atau kung pasti cium pipi, sama jabat tangan.

Mama selalu respect sama cowo yg kalo ngajak anaknya, minta ijin ke mama secara langsung. Bukan cuma bilang "ak ws di depan turuno". Tapi masuk ke dalem, jabat tangan, dan ijin mau pergi sama anak nya. Ga cuma cowo sih? Cewepun juga begitu.

Di kos kosan skg pun, aku kalo ketemu orang tua temanku, pasti aku jabat tangan , dan bilang halo tante apa kabar? Tante sehat?

Makan.. aku selalu nyoba kalo ada org lewat, menawarkan selamat makan.

Pernah suatu ketika saat SMA, aku pulang lebih dari jam 9, kebetulan aku tidur di rumah kakek, hbislah sudah aku kena sidang 1 jam krena anak cewe pulang malam, walaupun sama mama di bolehkan , tapi standard pakem org tua pasti beda beda kan. Dan aku ga complain tentang hal itu. Its okay. Ga masalah.

Di keluargaku pun, juga seolah olah mendidik "perempuan harus serba bisa", bahkan nenekku pernah bilang "kamu kalo tau makanan enak, kamu harus bisa masak, kalo kamu ga bisa masak, jgn blg makanan org ga enak"

Waktu SD akupun di kunci di kamar mandi hanya karena makanku ga habis. Sampe sekarang aku pasti selalu habiskan makanan. Tiap makanan sisa ak mikir aja, dulu pernah di didik kayak gitu.

Aku bukn cewe sempurna yang ngomongnya halus, ga pernah benci sama org, slalu patuh perintah org tua, enggak. Tapi aku belajar untuk "menghormati"  mereka sebisa aku, dan semampu aku.
Aku gamau jadi orang egois, yg cuma hidup di dunia wktu ak butuh org aku baik, wktu ga butuh aku ga perduli.

Ternyata..  setelah aku dewasa, aku sadar betul bahwa banyak anak seumurannku yang ga tau etika atau tata krama, rasa "respect" ke org lain ilang. Entah ilang atau entah karena dari kecil tdk diajarkan.

Jadi gaul itu bagus.. tapi kalo ga sopan, ga hormat sama org tua, itu ga bagus :)

Sabtu, 06 Mei 2017

PACARAN KUDUS


PACARAN KUDUS
TIDAK AKAN PERNAH ada pernikahan kudus tanpa ada pacaran yang kudus. MUSTAHIL , jadi kalo mau pernikahanya kudus , pacaranya juga harus kudus 
1 Tes 4:6
“ dan supaya dalam hal hal ini, orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakanya , karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu”
Memperlakukan saudaranya berarti artinya  masih di level pacaran
Memperdayakanya artinya eksplorasi dosa , manipulasi “ i just want your sex, i want your body”
Sebenernya pacaran itu ngapain aja sih ? apa saja agendanya ? harusnya pacaran bisa di notulenkan, ada agendanya , banyak orang disiapkan untuk cari pacar , then what ? karena antara pacaran dan menikah ada titik bahaya , inget ga sih waktu kita single kita banyak berdoa untuk dapet pacar, tapi kadang setelah kita dapat pacar, eh.... konsistensi doa kita jadi berkurang, padahal saat pacaran itu bisa ada di 2 sudut pandang yaitu “grey area” atau “mencuri start untuk investasi ke pernikahan”
By the way , Please be WISE dalam kontak fisik dengan pacar, karena goal dari pacaran adalah pernikahan , a relationship is call to holly than to be happy, KUDUS dulu, baru happy , sex is happy , tapi happynya setelah kita melalui kekudusan
`10 agenda pacaran kudus :
1.       Belajar mengekspresikan diri dengan cara  yang kecil, cthnya pegangan tangan itu gapapa, kalo udah pacaran 1 tahun tetap pegangan tangan gpp, karena kalo ga pegangan tangan pasti cepat bosan , ibarat kita makan ada hdangan pembuka dan menu utama , menu utama itu seks yang baru bisa dii dapat setelah menikah, sedangkan hidangan pembuka itu pegangan tangan  jd nikmatilah hidangan pembuka itu,  jangan sampe dari tangan menuju ke lain lain, JANGAN MENDAKI KE PUNCAK.
2.       Jangan tergesa dalam gairah
Bedanya sama yang pertama, jangan ada agenda maju soal fisik, salut sama orang yang pacaran di atas 2 th, bahkan di atas 4th, dan mereka berhenti hanya di pegangan tangan dan cium BIASA , AVOID lip kissing
3.       Jangan beri makan fantasi
Berpikiran seks sekali kali itu normal bagi kita yang pubertas , ga dosa kalo Cuma lewat otrak kiri, keluar lewat otak kanan, yang penting JANGAN DIIJINKAN , JANGAN DIRENUNGKAN, pikiran seks bisa di kontrol , liat goblin lama lama jadi goblik makanya hati hati juga sama hiburan , jangan beri makan fantasi sebab nda di kasi makanpun datang kok, org terbelenggu dosa bukan karena dosa terlalu kuat, tapi karena orang itu kasi makan dosa terus ke dirinya , kadang apa yang kita liat apa yang kita dengar mempengaruhi pikiran dan imajinasi kita
4.       Ingat si dia punya siapa
Kalo punya pacar itu harus ingat bahwa dia masih punya orang tuanya, bukan punya kamu , pastikan kalo pacaran selalu ingat bahwa pacarmu itu belum milikmu, karena kamu belum antarkan dia ke altar pernikahan,dia blm bilang “i do” , dia masih putra  putrinya Tuhan Yesus dan milik orang tuanya NOT YOURS NOT YET, karena itu JANGAN DIAPA APAKAN, her body is not yours
5.       Buat perjanjian dengan Tuhan dan perbaharui setiap hari
Contoh “pacaran harus jadi berkat, harus mengembalikan kasih Tuhan” dan diperbarui setiap hari, karena manusia pelupa, menggebu gebu ingin kudus tapi kdg ketikan jatuh cinta lupa
6.       Undang Hadirat Tuhan sebelum kencan
Buat kesepakatan antara dia dan kamu , bersama sama berdoa , bersama sama saat teduh , minimal berdoa dulu sebelum kencan , kalian lakukan apa saja untuk tampak menarik, tapi kenapa ga usaha untuk melindungi hubungan kekudusan kalian ?
7.       Berdua bicarakan ekspektasi dan standard
Pacaran itu lebih banyak word bukan touch , bicara tentang ekpektasi supaya hubunganya kudus , otomatis akan saling sungkan karena ada standard yang di utarakan cukup di awal pacaran si cewe atau cowo bilang "aku mau kita pacaran kudus ya" jgn blg macem mcem kayak jgn ciuman ya jgn peluk ya blabla.. yg ada pasanganmu kabur , ckup tegaskan bahwa bagi km hub kalian itu adalah kudus
8.       Jangan SELALU berduaan
Hati hati kalo kalian pacaran di tempat yg ga ada org lain , pihak ketiga untuk pacaran selalu jd berkat, tapi kalo nikah PANTANG pihak ketiga , momok yg namanya hormon kadang gabisa diusir hanya dalam nama Tuhan Yesus lebih baik dihindari berduaan di tempat yg ga bisa dijangkau orang lain, bioskop itu hati hati juga kan gelap, ajak lah teman , biar jd obat nyamuk, ditraktir jg, itung itung menghindarkan diri lah saat hormon itu muncul
9.       Utamakan kasih diatas cinta
Agenda pacaran bukan untuk bercumbu yg ujungnya seks , seks diluar pernikahan tidak akan menjadi berkat , mending bicara hal hal yg fun, romantis, lucu yg sifatnya lebih ke “jiwa” bukan ke hawa nafsu
10.   Kembalilah ke Tuhan
Kalo selama ini kalian udah terlanjur mbablas, kembalilah ke TUHAN , atau kembali ke nomor 1 , jdikan ekspresi biasa ke luar biasa, jangan lagi ke arah situ, liat “mata” pasangan aja kita udh bisa meleleh jatuh cinta tapi harus melihat seks

10 hal diatas diharapkan bisa membuat orang paham bahwa pacaran kudus adalah pacaran yg lebih sehat di segala aspek. Semoga pacaran kalian bisa kudus ya, karena gapernah ada pernikahan kudus tanpa ada pacaran yg kudus :)